Minggu, 05 Juni 2016

Resensi Buku Motivasi : Everyone can Lead, Hasnul Suhaim


 
Judul Buku      : EVERYONE CAN LEAD
Penulis             : Hasnul Suhaimi
Penerbit           : B First Yogyakarta
Tahun Terbit    : 2013
Halaman          : xvi + 196 halaman
Tebal buku      : 20,5 cm
Harga Buku     : Rp. 47.000,-

DENGAN BELAJAR, SIAPA PUN BISA MEMIMPIN
            Di dalam kehidupan, menjadi pemimpin adalah sebuah keharusan. Setidaknya setiap manusia harus memimpin diri sendiri agar mampu menjadi pribadi yang baik. Lebih jauhnya, sebagai manusia yang tumbuh dan berkembang kelak akan memimpin keluarga, organisasi, bahkan memimpin masyarakat. Seorang pemimpin tentu harus memiliki talenta tersendiri. Memiliki fisik yang sehat, otak yang cerdas (IQ), kemampuan sosial (EQ) yang baik juga kemampuan spiritual (SQ) yang berperan melindungi sekaligus menjaga moral dan etika adalah merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pemimpin. Ibarat sebuah bangunan rumah, fisik sebagai pondasi, IQ sebagai lantainya, EQ sebagai dinding dan SQ adalah atapnya merupakan persyaratan dasar kepemimpinan seseorang (Hal. 61), demikian yang di tuliskan Hasnul Suhaimi dalam bukunya Everyone can Lead.
            Namun bukan berarti hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjadi pemimpin, yakni orang-orang yang memang memiliki kelebihan dari lahirnya saja, misalnya seseorang yang memiliki fisik proporsional. Hasnul menjelaskan dengan baik bahwa setiap orang, siapa pun dia, bisa menjadi pemimpin, tinggal bagaimana orang itu mau belajar, bagaimana ia mempraktikan dan mengasah jiwa kepemimpinannya. "Satu hal yang saya tahu, kemampuan memimpin yang tadinya terasa mustahil itu ternyata bisa diperoleh dengan belajar, ditambah sedikit kerja keras.” (Hal. 3). Hasnul menuturkan bahwa belajar menjadi pemimpin harus mau mengasah kemampuan yang ada di dalam diri sebaik-baiknya, mau rendah hati untuk mengais ilmu dari siapa saja tak masalah apakah dia atasan, rekan kerja maupun dari orang-orang yang bahkan kedudukannyaa jauh di bawah kita. Berani berfikir dan mengambil keputusan di luar kebiasaan, namun tetap dengan strategi dan pertimbangan yang matang juga merupakan satu ciri kepemimpinan seseorang.

            Buku ini merupakan pengalaman jatuh bangun seorang Hasnul Suhaimi dalam menapaki karier yang panjang hingga menjadi CEO PT XL Axiata, Tbk saat ini. Membacanya sangat memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Sebagai seorang CEO perusahaan besar, Hasnul tetap mau terus belajar dan menerima masukan dari orang lain, dan hal ini lah yang penting untuk di contoh bagi setiap diri yang ingin menjadi pemimpin. Dalam kata pengantarnya ia menuliskan : “....Saya berharap buku ini bisa memberi semangat dan membesarkan hati anak-anak Indonesia bahwa harapan atas masa depan yang lebih baik selalu ada bagi mereka. Menjadi direktur atau menduduki posisi-posisi puncak institusi atau lembaga besar, baik nasional atau internasional, merupakan keniscayaan bagi siapa saja yang mau bekerja keras. Begitu pun semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut memajukan indonesia tercinta kita ini....” (Hal. xvi).
            Dengan bahasa yang renyah dan guyonan-guyonan kecil membuat pembaca mudah menangkap maksud yang ingin disampaikan pengarang. Tatanan daftar isi dan sub judul yang unik dengan pemilihan warna yang tepat di setiap lembarnya, juga dengan diselipkannya foto dan ilustrasi yang menarik, sungguh menjadikan buku ini lebih hidup. Namun, penggunaan bahasa asing—Inggris—cukup membuat pembaca repot harus memegang kamus. Terlebih dari itu, enam langkah utama untuk menjadi pemimpin yang dijabarkan Hasnul, juga pesan moral yang terkandung di dalamnya serta trik dan tips jitu untuk menjadi seorang pemimpin hebat, sangat penting untuk diketahui, dipelajari dan bahkan dipraktikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Membaca buku ini sungguh menginspirasi. Membuat kita berfikir bahwa kita bisa! Membuat kita paham bahwa sesungguhnya kita mampu memimpin! 

Resensi Buku Biografi



"The Story Of Bill Gates"


Judul Buku     : The Story Of Bill Gates
Pengarang      : Suindah Sari
Penerbit         : Buku Pintar
Tahun Terbit : 2013

            Bill Gates, lahir di Seattle, Washington pada tanggal 28 Oktober 1995 dengan nama lengkap William Henry Gates III. Lahir dari pasangan berkecukupan, William Henry Gates II dan Marri Maxwell. Anak kedua dari tiga bersaudara ini merupakan seseorang yang sangat cerdas, kecerdasan inilah yang menjadikannya sebagai “Orang Terkaya Dunia” dari tahun 2000-2007.
            Karna orang tuanya mengetahui otak Gates yang jenius, mereka memasukkan Gates di sekolah khusus laki-laki di Seattle, Lakeside School. Di sekolah elit inilah, Gates yang berumur sebelas tahun mulai terpukau pada komputer, dan kecintaannya pada matematika bergeser menjadi obsesi pada komputer.
            Pada usia 12 tahun, Gates dengan mudah mempelajari BASIC, menulis program, melakukan permainan, dan mempelajari segala hal tentang komputer. Pada usia 13 tahun bersama sahabat-sahabatnya, dia sudah mampu menjadi hacker (peretas) muda di Lakeside. Karena kekhawatiran orang tua Gates terhadap kecintaannya pada komputer, mereka pun untuk sementara menghentikan kegiatan Gates dengan komputernya, dan menyuruhnya untuk belajar. Ia pun masuk di Univertas Harvad College
            Karena pertemuannya kembali dengan Paul Allen, sahabat karibnya sesama peretas di Lakeside yang juga belajar di Harvard, menjadikan cita-citanya untuk mendirikan perusahaan kembali menyala, dan mereka pun membuat perusahaan software. Pada saat Gates masih belajar di Harvard, ia dan Paul Allen mengembangkan satu versi BASIC untuk dioperasikan di komputer MITS Altair Basic 8800.
            Gates lebih tidak memilih melanjutkan studinya di univertas elit di AS tersebut untuk kemudian berkonsentrasi penuh melanjutkan ambisinya bersama Paul Allen untuk mewujudkan ambisinya di perusahaan peranti lunaknya yang bernama “Microsoft”.
            Karna ketertinggalan IBM dari Apple dalam merambah pasar komputer pribadi, IBM pun memberikan kesempatan pada Microsoft untuk mengisi elemen kritis komputer pribadi, yaitu prosesor mikro, dan sistem operasi.
            Untuk memenuhi kebutuhan dalam memasok sistem operasi bagi komputer pribadi IBM, Microsoft membeli sistem operasi bernama Q-DOS , dengan harga 50.000 dolar, dari perusahaan lokal Seattle Computer Products, dan kemudian dimodifikasi dan diadaptasi sesuai kebutuhan IBM, tanpa sepengetahuan perusahaan lokal tersebut. Bahkan Gates dan Allen berhasil mengajak Chief Engineer Q-DOS, Tim Patterson, untuk bekerja sama.
            Setelah menyelesaikan sistem tersebut, Gates dan Allen pun menawarkan lisensi tanpa batas waktu untuk menggunakan sistem operasi ini kepada IBM, tanpa royalti, dengan harga 80.000 dolar. Setelah mengalami berbagai perubahan, Q-DOS berubah nama menjadi MS-DOS.
            Peluncuran komputer dengan sistem operasi MS-DOS sukses secara komersial. Walau dalam perspektif tekhnologi murni, MS-DOS memiliki banyak kelemahan serius, tetapi dengan nama besar Big Blue (IBM) dibelakang Microsoft yang bertahun-tahun telah menguasai dunia komputer mainframe, MS-DOS juga mulai dikenal di dunia. IBM sukses besar dalam penjualan komputer pribadinya, meski begitu tidak banyak laba yang menjadi haknya, karna IBM harus merelakan sebagian besar laba yang diperoleh kepada, Intel dan Microsoft.
            Microsoft dengan MS-DOS nya semakin dikenal sebagai kekuatan baru di dunia software. Dalam kontraknya, IBM menyetujui bahwa hanya Microsoft yang boleh menjual lisensi sistem operasi MS-DOS versi baru kepada pihak ketiga, IBM juga menyetujui untuk mendanai riset pengembangan MS-DOS. Microsoft juga banyak mendapat biaya dari setiap komputer pribadi IBM yang terjual, dan juga Microsoft bebas menjual peranti lunaknya kepada produsen komputer pribadi lain, tanpa sedikitpun memberikan royalti tersebut kepada pihak IBM.
            Karna kesuksesan IBM dengan MS-DOS, produsen komputer pribadi lain mulai tertarik bekerja sama dengan Microsoft untuk juga bisa mengadopsi MS-DOS sebagai sistem operasi komputer pribadi produksi mereka. Keangkuhan Apple (rival Microsoft), juga memuluskan langkah microsoft untuk mencengkramkan kekuatannya di dunia perangkat lunak ini. Langkah kesuksesan Bill Gates dan Paul Allen dengan Microsoft-nya pun semakin terbuka di depan mata. Inilah cerita Bill Gates menempuh perjuangan karier nya, dan bisa menjadi “ORANG TERKAYA DI DUNIA”