BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumen
memiliki tiga sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan
melalui proses ini pemasar memberikan barang dan jasa. Terdapat 3 sumber daya
konsumen di anataranya sebagai berikut:
1. Sumber
Daya Ekonomi
2. Sumber
Daya Sementara
3. Sumber
Daya Kognitif
Ini berarti bahwa pemasar bersaing
untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian kosumen. Sumber daya lain, seperti
energy mungkin diperlukan untuk berbelanja dan konsumsi, tetapi uang, waktu,
dan perhatian adalah yang utama. Bukan hanya jumlah waktu dan sumber daya
ekonomi yang menentukan perilaku konsumen. Persepsi konsumen mengenai sumber
daya yang tersedia, atau apa yang akan tersedia di masa yang akan datang, juga
penting dalam keputusan pembelanjaandan juga mempengaruhi ketersediaan untuk
menggunakan uang atau waktu produk. Jadi, ukuran kepercayaan konsumen mungkin
berguna dalam meramalkan penjualan masa datang berdasarkan kategori produk.
Konsumen yaitu beberapa orang yang
menjadi pembeli atau pelanggan yang membutuhkan
barang untuk mereka gunakan atau mereka konsumsi sebagai kebutuhan
hidupnya. Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan pendapatan
yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya mempengaruhi pengeluaran
mereka terhadap suatu barang. Pengetahuan juga berpengaruh pada penjuaan
produk. Dengan pengetahuan akan produk yang dimiliki seseorang membuat itu
tertarik dengan produk yang akan dia beli. Sumber daya konsumen dipengaruhi
oleh potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi.
Pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia
yang dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud Sumber daya
ekonomi?
2.
Apakah yang dimaksud sumber daya
sementara?
3.
Apakah yang dimaksud sumber daya
kognitif?
4.
Bagaimana kandungan pengetahuan
terhaadap pembelian konsumen?
5.
Bagaimana organisasi pengetahuan
terhadap sumber daya konsumen?
6.
Bagaimana mengukur pengetahuan
terhadap sumber daya konsumen?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui sumber daya ekonomi
2.
Mengetahui sumber daya sementara
3.
Mengetahui sumber daya kognitif
4.
Mengetahui kandungan pengetahuan
terhadap pembelian konsumen
5.
Mengetahui organisasi pengetahuan
terhadap sumber daya konsumen
6.
Mengetahui pengukuran pengetahuan
terhadap sumber daya konsumen.
1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah agar dapat
lebih memahami materi dari sumberdaya konsumen dan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sumber Daya Ekonomi
Sumber Daya Ekonomi adalah segala sumber daya yang dimiliki
berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik itu yang berasal
dari sumber daya alam (SDA) maupun dari sumber daya manusia (SDM) yang dapat memberikan
manfaat atau keuntungan (benefit), serta dapat diolah sebagai modal dasar dalam
pembangunan ekonomi.
Sumber daya ekonomi merupakan salah satu bentuk dari sumber
daya konsumen. Sumber daya Ekonomi terdiri dari:
1.
Sumber Daya Alam (SDA)
Semua
sumber / kekayaan yang berasal dari alam (Tanah, air, angin, cahaya matahari,
mineral, dsb.
Contoh:
Sumber daya tanah dapat dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, lalu hasil
perkebunan tersebut dijual sehingga menghasilkan keuntungan.
Berbagai sumber daya alam yang ada dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu:
1)
Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui (Terbarukan)
Sumber
daya alam yang dapat diperbarui tidak akan habis selama manusia masih
mengembangbiakkan atau memperbaruinya.
Contoh
sumber daya dapat diperbarui adalah tanaman (pohon) dan hewan.
2)
Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
Sumber
daya alam ini terbentuk melalui proses alam selama jutaan tahun dan bukan
buatan manusia. Oleh karena itu, sumber daya ini tidak dapat diperbarui oleh manusia.
Contoh
sumber daya alam yang tidak terbarukan yaitu bahan tambang dan minyak bumi.
Berkaitan
dengan sumber daya alam ini, Anda pasti sering mendengar tentang kekayaan alam
Indonesia yang berlimpah ruah. Kekayaan hutan, minyak bumi, batu bara, emas,
dan kesuburan tanah, sangat kita banggakan. Namun, bisa jadi hal tersebut hanya
tinggal cerita masa lalu. Selama puluhan tahun, sumber daya alam Indonesia
telah diambil demi kepentingan pembangunan. Sayangnya, pengelolaan sumber daya
alam tersebut kurang memerhatikan kelestariannya.
2.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Kita perlu menyadari bahwa sumber daya manusia memegang
peranan penting dalam proses produksi, bahkan juga dalam proses pembangunan.
Sebab, pelaksana utama dalam seluruh kegiatan produksi adalah manusia itu
sendiri.
Wujud dari sumber daya manusia dalam proses produksi adalah
waktu dan segala usaha manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam
proses peningkatan kegunaan ekonomi. Misalnya
seorang
pekerja di pabrik, guru mengajar di sekolah, petani mengolah sawah, dan
sebagainya.
Faktor lain yang tidak kalah penting sebagai unsur sumber
daya manusia adalah kewirausahaan (entrepreneurship) yang dimiliki, yaitu
kemampuan untuk menangkap peluang usaha melalui penciptaan produk baru, teknik
produksi baru, pasar produksi baru, atau kegunaan baru dari produk yang sudah
ada.
Sumber daya manusia sering disebut tenaga kerja.
Penggolongan tenaga kerja
sebagai
berikut.
1)
Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, tenaga kerja digolongkan menjadi:
a)
Tenaga Kerja Rohani
Tenaga
kerja rohani dibutuhkan untuk jenis pekerjaan yang banyak memerlukan daya
pikir, daya kreasi, atau pengetahuan. Dalam menangani produksi, sumber daya ini
memerlukan pengalaman dan pengetahuan.
Contoh
sumber daya rohani adalah guru, penulis buku, konsultan, dan pengacara.
Hasil
atau output yang dihasilkan oleh tenaga rohani mungkin tidak dapat terlihat
secara langsung bahkan bisa saja dalam waktu cukup lama. Misalnya hasil didikan
seorang guru baru terlihat ketika anak didiknya dewasa dan mencapai kesuksesan.
b)
Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga
kerja jasmani dibutuhkan untuk jenis pekerjaan yang banyak membutuhkan kekuatan
atau ketahanan fisik (jasmani).
Contoh
tenaga kerja jasmani adalah penyapu jalan, pesuruh, dan tukang becak.
2)
Berdasarkan Kualitasnya
Berdasarkan
kualitasnya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi:
a)
Tenaga Kerja yang Terdidik
Tenaga
kerja terdidik memiliki pendidikan yang menjadi syarat untuk menekuni suatu
tugas atau pekerjaan tertentu.
Contohnya:
untuk menjadi pengacara, seseorang harus berkuliah di jurusan hukum terlebih
dahulu.
b)
Tenaga Kerja yang Terlatih
Tenaga
kerja terlatih biasanya memiliki keterampilan tertentu yang diperolehnya dari
pengalaman kerja atau dari pelatihan khusus.
Contoh
sumber daya yang terlatih adalah montir, sopir, dan pesulap.
c)
Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga
kerja ini mengerjakan pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan atau
pengalaman praktik dilapangan.
Contohnya
petugas kebersihan.
3.
Sumber Daya Kewirausahaan
Suatu
sikap, perilaku, semangat seseorang dalam menangani sebuah usaha atau kegiatan
ekonomi, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Contoh:
Pengusaha kain, pengusaha tahu & tempe, pengusaha peternakan, dll.
4.
Sumber Daya Modal
Sumber
daya yang dibuat oleh manusia baik berupa uang maupun barang yang dapat
digunakan dalam membantu proses kegiatan produksi.
Coba
perhatikan aktivitas petani atau pedagang yang ada di lingkungan Anda. Petani
tidak mungkin mengolah tanah hanya dengan kedua tangannya. Ia membutuhkan bibit
padi, cangkul, bajak atau traktor, penyemprot hama, pupuk, dan sebagainya.
Tanpa barang-barang tersebut, pekerjaan yang ia lakukan akan membutuhkan waktu
lebih lama dan hasil panenan tidak maksimal.
Segala
sesuatu yang diperlukan untuk meningkatkan proses produksi ini disebut modal.
Sebagai sumber daya ekonomi, modal dapat kita kelompokkan. Pengelompokan modal
tersebut, yaitu:
1)
Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan
wujudnya, modal dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Modal Uang
Modal
uang adalah uang yang digunakan untuk proses produksi.
Contoh:
uang untuk membeli mesin atau bahan-bahan mentah.
b)
Modal Barang
Modal
barang adalah benda atau barang yang digunakan untuk modal produksi.
Contoh:
tanah, gedung, kantor, dan kendaraan.
2)
Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan
bentuknya, modal dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Modal Nyata
Modal
nyata merupakan modal yang dapat diukur, dilihat, atau ditimbang. Modal nyata
terdiri atas modal barang dan uang.
Contoh:
persediaan barang-barang, mesin, dan uang kas.
b)
Modal Abstrak
Modal
abstrak adalah modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat atau
dirasakan.
Contoh:
keterampilan, kepandaian, keahlian, keunggulan, ketelitian, dan nama baik.
3)
Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan
sumbernya, modal dibedakan sebagai berikut.
a)
Modal Sendiri
Modal
sendiri merupakan modal yang dimiliki seseorang dan dapat memberikan keuntungan
kepada pemiliknya. Jika mengalami kerugian atau pailit, maka risiko secara
penuh ditanggung oleh pemilik modal atau pemilik perusahaan.
Contoh:
saham, modal patungan, dan modal milik perusahaan
b)
Modal Pinjaman
Modal
pinjaman adalah uang atau barang modal yang diperoleh dari pihak lain.
Contoh:
modal perusahaan yang diperoleh dari pinjaman bank atau utang luar negeri.
4)
Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, modal dibedakan sebagai berikut.
a)
Modal Lancar
Modal
lancar adalah modal atau berupa barang yang habis terpakai dalam satu kali
proses produksi.
Contoh:
uang kertas, persediaan barang dagangan, dan piutang.
b)
Modal Tetap
Modal
tetap adalah barang-barang atau benda-benda yang dapat digunakan lebih dari
satu kali pakai dalam proses produksi.
Contoh:
mesin-mesin, gedung, kantor, dan peralatan lainnya sebagai penunjang produksi.
Selama
pemakaiannya, modal tetap dapat mengalami penurunan nilai atau mengalami
depresiasi sehingga secara bertahap modal tetap ini perlu diganti. Oleh karena
itu, perusahaan memerlukan penyediaan keuangan untuk penyusutan aktiva mereka.
Cara
penghitungan biaya depresiasi didasarkan pada biaya semula (awal) dari aktiva
tetap. Namun demikian, selama periode inflasi (kenaikan harga-harga umum) biaya
penggantian dari suatu aktiva lebih tinggi daripada semula.
5)
Berdasarkan Subjek (Siapa yang Memiliki)
a)
Modal Perorangan
Adalah
modal yang hanya dimiliki oleh satu orang.
Misalnya
bangunan milik pribadi, uang, dan mesin-mesin.
b)
Modal Masyarakat
Adalah
modal yang dimiliki oleh orang banyak dan digunakan untuk kepentingan orang banyak.
Contohnya
sarana dan prasarana umum.
Sumber daya ekonomi mempengaruhi sumber daya konsumen, atau
biasa dikenal dengan potensi ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat
mempengaruhi konsumen tersebut dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan
konsumen sehubungan dengan produk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber
daya ekonomi yang dimiliki pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Berikut ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, yaitu:
1. Sumber daya ekonomi
individu
2. Sumber daya ekonomi
keluarga
3. Sumber daya ekonomi
rumah tangga
Selain pendapatan, sumber daya ekonomi lainnya yaitu
kekayaan (asset / nilai bersih) dan kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi
dengan pendapatan orang tersebut.
2.2 Sumber Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen karena kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam
yang dihabiskan di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi,
pekerjaan rumah tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada
tahun 1973 menjadi 47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah
jam yang tersedia untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam
perminggu. Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku
manusia berhubungan dengan bagaimana orang menggunakan anggaran waktu mereka.
Kebanyakan dihabiskan untuk bekerja, tidur, dan kegiatan wajib lain. Namun,
suatu bagian dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yang disebut waktu
senggang (leisure), yang mencerminkan baik keperibadian maupun preferensi gaya
hidup.
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian
waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu
Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu
memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven
microwave, pemotong rumput, fast food
2.3 Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya
schemata skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini
digolongkan ke dalam konstruktivisme :
·
Sumber Daya Konsumen Perhatian
·
Sumber Daya Kognitif – Perhatian
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk
menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif
dikenal sebagai perhatian (attention).
Perhatian terdiri
dari dua dimensi :
·
Arahan (direction) menggambarkan fokus
perhatian
·
Intensitas mengacu pada jumlah
kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Karena kapasitas
tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan
berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.
Contoh :Psikologi
kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang
berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
2.4 Kandungan pengetahuan
Kajian Myke mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai
“jumlah keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal
teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harga intelek, stok maklumat serta
kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh digunakan untuk
menjaga kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi.
Psikolog kognitif mengemumakan bahwa ada dua jenis
pengetahuan dasar : deklaratif dan prosedural.
- pengatahuan deklaratif (declarative knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
- Pengetahuan deklrataif dibagai menjadi dua kategori : episodik dan semantik. Pengetahuan episodik (episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan, “kapan anda terakhir kali membeli sejumlah pakaian?” sebaliknya, pengetahuan sematik (semantic knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan anda gunakan dalam mendeskripsikan sebuah barang.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam tiga dibidang umum :
- Pengetahuan Produk (product knowledge) adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
- Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge) adalah Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
- Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge). Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen
2.5 Organisasi Pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan
sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi untuk mengelompokan
sesuatu, organisasi di buat untuk memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan
itu sendiri, atau juga bisa diartikan mendeskripsikan dokumen, isi, fitur da
tujuan, dan membuat dokuneb-dokumen dan bagian yang dapat diakses oleh
orang-orang mencari mereka atau pesan yang isinya meliputi pengetahuan. Setiap
jenis organisasi dan metode penyusunan indeks, abstrak, katalogisasi,
klasifikasi, manajemen arsip, kepustakaan dan penciptaan atau bibliografi
database tekstual untuk pengambilan informasi. atau juga bisa di artikan
sebagai tentang kegiatan seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi
yang dilakukan di perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh
pustakawan, arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma computer.
4 kategori personil dalam pengetahuan Organisasi, mengategorikan
orang-orang dalam sebuah organisasi
dalam 2 dimensi sesuai dgn tigkat profesional dan kemampuan organisasi:
- Staff Pendukung: para staff pendukung membantu para ahli dan para manajer, mereka tdk memiliki kualifikasi khhusus.
- Profesional: merupakan yang paling trampil/ahli, yang menjalankan pekerjaan dan mereka menyukai pemecahan masalah dan tidak menyukai rutinitas.
- Manajer : kebalikan dr profesional , mereka mampu pegelolaan dan pengorganisasian,telah belajar untuk bekerja melalui orang lain, dan menyukai melakukannya.
- Pemimpin : merupakan dimana orang2/yg lain ingin mengikuti, pemimpin ditunjuk oleh pengikutnya/bawahan,,kepemimpinan melibatkan 2 tgas : memutuskan kemana organisasi pergi dan membujuk orang lain untuk mengikuti.
2.6 Mengukur Pengetahuan
Tingkat
Pengetahuan
Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoadmodjo, 2003)
a.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan dan sebagainya.
b.
Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu
objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e.
Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui mengenai hal atau sesuatu pengetahuan dapat mewngetahui perilaku seseorang (Sarwono, 2005). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003)
Penelitian
Rogers (1974), dalam Notoadmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan,
yaitu:
1.
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut
menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
2.
Interest (tertarik)
terhadap stimulus atau objek tersebut.
3.
Evaluation
(mengevaluasi), menimbang-menimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.
4.
Trial (mencoba),
dimana subjek mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus
5.
Adoption (penerimaan),
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran tingkat pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam
mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara langsung isi ingatan.
Beberapa indicator pengukur pengetahuan, antara lain:
a.
Pengetahuan
Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang menyadap apa yang
benar-benar sudah disimpan oleh konsumen didalm ingatan
b.
Pengetahuan
Subjektif ( Subjective Knowledge )
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri
seseorang, yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin melaporkan secara
berlebihan tingkat pengetahuan mereka.
Pengukuran
Pengetahuan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori sebagai berikut: (Arikunto, 2002)
a.
Tinggi :
Jika jawaban benar ≥ 76
-100%
b. Sedang :
Jika jawaban benar 56 – 75 %
c. Rendah
: Jika jawaban benar ≤ 55 %
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Studi perilaku konsumen muncul
seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang
pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, dimana pemasar berusaha
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari pesaingnya.
Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu perilaku konsumen
dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan
pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menuyusun dan mengimplementasikan
strategi pemasar yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target
pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini
diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga
dapat dipertanggung jawabkan kebenaran informasi yang diterima dan digunakan
dalam penyusunan strategi pemasaran. Konsumen dapat merupakan seorang individu
ataupun organisai, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumen,
mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer, atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami
konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
perusahaan dapat menggolonhkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki
kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geograi, demografi, psikografi,
dan perilaku.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar