Pengertian
Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa
Latin yang berarti
"manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golonganmamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti
dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya,
dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembagauntuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain
itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran
ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia
berasal dari kata “ manu ” dari bahasa Sanksekerta atau
“ mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal
budi, atau bisa juga dikatakan “ homo ” yang juga berasal
dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk
sosial.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat
individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan
manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaiut mereka
berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi
pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang
ada pada dirinya.
Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan
hidupnya.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya
makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia
normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat
Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon,
yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam
makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman
purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi
kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin
meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung
kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia
membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan
negara.
Manusia sebagai Makhluk Susila
Susila
berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Menurut bahasa ilmiah sering digunakan istilah etiket (persoalan kepantasan dan
kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Jasi kesusilaan selalu berhubungan
dengan nilai-nilai. Pada hakekatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah
makhluk susila. Dirjarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang
memiliki nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (Dirjarkara, 1978,36-39)
nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena
mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat
diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup. Hubungan dan kebersamaan dengan
sesama manusialah manusia dapat hidup&berkembang sebagai manusia. Manusia
bertindak, tidak sembarang bertindak, melainkan mereka dapat mempertimbangkan,
merancang, dan mengarahkan tindakannya. Persoalan mengenai masalah apakah
tindakannya baik dan tidak baik, adalah persoalan tentang nilai, persoalan
norma, persoalan moral atau susila. Peran pendidikan disini membantu
mengarahkan perbuatan anak dalam kehidupannya dimasa mendatang. Dengan pendidikan
pula peserta didik dapat tumbuh kesadarannya terhadap nilai, dapat tumbuh suatu
sikap untuk berbuat dan mau berbuat selaras dengan nilai, atau berbuat selaras
dengan apa yang seharusnya diperbuat. Perbuatan yang selaras dengan nilai
itulah yang menjadi inti dari perbuatan yang bertanggung jawab. Pandangan
manusia sebagai makhluk susila atau bermoral, bersumber pada kepercayaan bahwa
budi nurani manusia secara apriori adalah sadar nilai dan pengabdi norma-norma.
Pendirian ini sesuai dengan analisa ilmu jiwa dalam tentang struktur jiwa (das
Es, das Ich dan das uber ich). Struktur jiwa yang disebut das Uber Ich (super
ego) yang sadar nilai esensial manusia sebagai makhluk susila. Kesadaran susila
(sense of morality) tidak dapat dipisahkan dengan realitas sosial, sebab adanya
nilai, efektifitas nilai, berfungsinya nilai hanya ada di dalam kehidupan
sosial, artinya kesusilaan atau moralitas adalah fungsi sosial. Tiap hubungan
sosial mengandung hubungan moral. “Tiada hubungan sosial tanpa hubungan susila,
dan tiada hubungan susila tanpa hubungan sosial”(Noorsyam,1986). Kodrat manusia
sebagai makhluk susila dapat hidup aktif-kreatif, sadar diri dan sadar
lingkungan, maka intervensi pendidikan bukan hanya sekedar penanaman kebiasaan
atau latihan namun juga memerlukan motivasi dan pembinaan kata hati atau hati
nurani yang kelak akan membentuk suatu keputusan. Oleh karena itu pendidikan
harus mampu menciptakan manusia susila, dengan mengusahakan peserta didik
menjadi manusia pendukung norma, kaidah, dan nilai-nilai susila dan sosial yang
dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Manusia Dan Kebudayaan
Di antara makhluk ciptaan Tuhan
yang lain manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Manusia menciptkan kebudayaan yang berbeda-beda disetiap kalangannya, dan
melestarikannya secara turun temurun. Manusia disebut sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna karena manusia mempunyai akal budi yang diberikan oleh
Tuhan agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, juga
mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi pemimpin di
muka bumi ini. Selain itu juga manusia juga disebut sebagai
“makhluk sosial” yaitu dimana manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup
berdampingan antara individu satu dengan individu yang lain. Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di dunia ini. Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai :
·
Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
·
Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain
·
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
·
Pembeda
manusia dan binatang
·
Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan
·
Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
·
Sebagai
modal dasar pembangunan
Unsur-unsur yang membangun manusia :
Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
banyak segi dan mempunyai banyak kepentingan. Ada dua pandangan yang akan
kita jadijan acuan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
1.
Manusia yang terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu Jasad
(badan kasar manusia yang Nampak luarnya , dapat diraba dan difoto dan menempai
ruang dan waktu. Hayat (mengandung unsure hidup yang ditandai
dengan gerak), Ruh (daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran), dan Nafas (kesadaran tentang diri
sendiri).
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur ,yaitu : Ide (merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak), Ego (bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ide), dan Superego (struktur kepribadian yang paling akhir muncul kira-kira pada usia 5 tahun yang terbantuk dari lingkungan ektstenal).
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur ,yaitu : Ide (merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak), Ego (bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ide), dan Superego (struktur kepribadian yang paling akhir muncul kira-kira pada usia 5 tahun yang terbantuk dari lingkungan ektstenal).
Membedakan
Manusia dengan makhluk lain :
Manusia dibedakan dengan makhluk
lainnya karena manusia dilengkapi oleh akal, perasaan, dan kehendak yang
terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal, manusia dapat menciptakan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan perasaan manusia mampu menciptakan
kesenian, dan dengan kehendak dari setiap diri manusia mampu menciptakan
perilaku tentang kebaikan menurut moral.
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Ada
beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
·
alat-alat
teknologi
·
sistem
ekonomi
·
keluarga
·
kekuasaan
politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada
4 unsur pokok yang meliputi:
·
sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
·
organisasi
ekonomi
·
alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
·
organisasi
kekuatan (politik)
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh.
·
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnyakonkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan..
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan
wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
·
Kebudayaan material:
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan
dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan
seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi,
pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
·
Kebudayaan nonmaterial:
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
·
Lembaga social:
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk
dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan
social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah,
wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang
wanita memilik karier
·
Sistem kepercayaan:
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada
dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan,
bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan
cara bagaimana berkomunikasi.
·
Estetika:
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama
dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di
Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika
ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan
dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat
kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur
kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·
Bahasa:
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu
komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa
memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna
bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan
dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati
dan simpati dari orang lain.
FUNGSI
KEBUDAYAAN ADA 3
1. Melindungi diri kepada alam
Misalnya : tekhnologi
2. mengatur hubungan antar manusia
misalnya
: “norma” yaitu kebiasaan yang dijadikan dasar bagi hubungan antara orang- orang sehingga tingkah laku / tindakan
masing-masing dapat diatur.
Norma yaitu berasal dari masyarakat itu
sendiri , sifatnya tidak tertulis bila dilanggar sangsinya tidak berat. Norma
ada 4 macam:
a. cara (usage)
b. kebiasaan ( volways )
c. tata kelakuan ( mores )
d. adat istiadat
Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun
selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang
terisolisasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat sekitarnya
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua
kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah
gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah dari kebudayaan
tadi.Dimana gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan
dengan manusia lainnya.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan
oleh beberapa hal:
1.
sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,
misalnya: peruban jumlah dan komposisi penduduk
2.
sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Seperti
masyarakat yang hidupnya terbuka yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Contoh:
antara masyarakat di kota dengan masyarakat di pedesaan ( yang sangat
terisolasi ) maka akan dengan cepat mengalami perubahan di kota dibanding
dengan di desa tersebut , seperti misalnya mode pakaian , rambut dsb.
Perubahan
ini selain karena jumlah penduduk dan komposisinya juga karena adanya difusi (
penyebaran ) kebudayaan , penemuan-penemuan baru khususnya teknologi dan inivasi.
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan.
Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan - peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat
oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. ses dialektis ini
tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali
masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi
kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila
manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.
Pembahasan
Dari
penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu
pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi
(tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
SUMBER
: