Pengertian Ideologi
Ideology
berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios
yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman
normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila
dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy
pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
"sains
tentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi
yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung),
secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama di balik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Pengertian
Ideologi Menurut para Ahli | Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan "sains tentang ideas". Pengertian ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara memandang segala sesuatu. Pengertian
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan
ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi
intisari politik. Secara umum, Pengertian ideologi diartikan sebagai
suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang
bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam
kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Berikut ini pengertian ideologi
menurut para ahli:
Ali Syariati, mendefinisikan ideologi
sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu
kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suatu ras tertentu.
Alfian, menyatakan ideologi adalah
suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam ten tang
bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil,
mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
C.C. Rodee menegaskan ideologi adalah
sekumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan
nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan pelakunya.
Destutt de Tracy mengartikan ideologi
sebagai "science of ideas" di mana di dalamnya ideologi dijabarkan
sebagai sejumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional
(lembaga) dalam suatu masyarakat.
Descartes, ideologi adalah inti dari
semua pemikiran manusia.
Francis Bacon, ideologi adalah sintesa
pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
Harold H. Titus, mendefinisikan
ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok
cita-cita. mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat
sosia serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis
tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Machiavelli, ideologi adalah sistem
perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
M. Sastraprateja, ideologi adalah
sebagai perangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang
diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Murdiono, ideologi adalah kompleks
pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjad landasan bagi seseorang
(masyarakat) untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap
dasar untuk mengelolanya.
Karl Marx, ideologi merupakan alat
untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi
sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh
tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk
kehidupan negara.
Soerjanto Poespowardojo, merumuskan
ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seseorang (atau masyarakat) untuk memahami jagat ray a
dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Thomas H., ideologi adalah suatu cara
untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur
rakyatnya.
W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal
cita-cita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau
sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan.
Untuk Penjabaran lebih luas :
Dengan pengertian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai
bidang kehidupan manusia.
Ideologi merupakan cerminan cara
berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat
itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan
yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya.
Komitmen itu tercermin dalam sikap
seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui
bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap
benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara,
mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.
Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang
lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
FUNGSI IDEOLOGI
Setelah mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi tersebut.
Soerjanto Poespowardojo mengemukakan
fungsi ideologi sebagai berikut:
1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang
dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang
memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan
pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk
menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati
dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau
masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai
dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun
pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung
inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar,
arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita
juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan
masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi
suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
3.)MACAM-MACAM
IDEOLOGI
a) Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat
kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung di
dalamnya, sebagai berikut:
1. inti pemikiran : kebebasan
individu
2. perkembangan : berkembang sebagai
respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara
otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang
dan peraturan terhadap warganegara
3. landasan pemikirannya adalah
bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti,
tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat
memaksa terhadapnya.
4. system pemerintahan (harus):
demokrasi
b.) Konservatisme
Hal atau unsure yang terkandung di
dalamnya, antara lain:
1. inti pemikiran : memelihara
kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang
dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran
ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa
perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan
berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam
negara atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah
bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct and desires”
dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan
yang ketat
4. system pemerintahan (boleh):
demokrasi, otoriter
c.) Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh
ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia.
Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh
dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh
Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas
dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan
situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa
yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep
perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang
memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya):
otoriter/totaliter/dictator
d.) Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu
bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar
Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan
doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet
maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu
kerangka histories Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang
tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan
Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan
akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari
kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh
diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat
ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan
model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Tiga hal yang merupakan komponen
dasar dari Marxisme adalah :
1. filsafat dialectical and
historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat
kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772)
dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori
revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini
dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel.
Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan
perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis
(affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam
hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang
menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling
berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan
social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi.
Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan
menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
e.) Feminisme
1. Inti pemikiran : emansipasi
wanita
2. Landasan pemikiran: bahwa wanita
tidak hanya berkutat pada urusan wanita saja melainkan juga dapat melakukan
seprti apa yang dilakukan oleh pria. Wanita dapat melakukan apa saja.
3. System pemerintahan: demokrasi
f.) Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam
Sosialisme, adalah:
1. inti pemikiran : kolektifitas
(kebersamaan) (gotong royong)
2. filsafatnya : pemerataan dan
kesederajatan
3. bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan
sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja,
pemerataan kesempatan berusaha,dll)
4. landasan pemikiran : bahwa
masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak
bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak
kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh Negara
5. system pemerintahan (boleh):
demokrasi, otoriter
g.) Fasisme
Semboyan fasisme, adalah “Crediere,
Obediere, Combattere” (yakinlah, tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia,
antara tahun 1992-1943. setelah Benito Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di
Italia berakhir. Demikian pula Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk
ideology, fasisme tetap ada.
Fasisme
banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari Niccolo
Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perelu bertindak keras
agar “ditakuti” oleh rakyat. fasisme di Italis (=Nazisme di Jerman), sebagai
system pemerintahan otoriter dictator memang berhasil menyelamatkan Italia pada
masa itu (1922-1943) dari anarkisme dan dari komunism. Walaupun begitu,
kenyataannya adalah, bahwa fasisme telah menginjak-nginjak demokrasi dan hak
asasi.
1.
Inti pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur masyarakat
2.
filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dan
dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur
segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan oleh
rakyat
3.
landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat dan
berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam hubungannya
dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara perlu dipergang
koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis di Italia, Nazi
di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak angkatan bersenjata
4.
system pemerintahan (harus) : otoriter
h.) Kapitalisme
Kapitalisme adalah bentuk system
perokonomian
1. inti pemikiran : perkonomian
individu
2. fisafat : negara tidak boleh
mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan
perekonomian perseorangan
3. landasan pemikiran : kebebasan
ekonomi yang bersifat perseorangan pada instansi terakhir akan mampu mengangkat
kemajuan perekonomian seluruh masyarakat
4. system pemerintahan : demokrasi.
i.) Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat
oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti
rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
Sebenarnya pemikiran untuk
melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa
kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena
dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah
kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles
menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam
pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri
kendali urusannya.”
1. inti pemikiran: kedaulatan
ditangan rakyat
2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil
Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu:
a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini
dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b.
unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi,
c. opini umum dan pengaruhnya
3. landasan pemikiran. Rakyat
membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang
kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) :
domokrasi
j.) Neoliberalisme
1. Inti pemikiran : mengembalikan
kebebasan individu
2. filsafat : sebagai perkembangan
dari liberalism
3. landasan pemikiran : setiap
manusia pada hakikatnya baik dan berbudi pekerti
4. system pemerintahan : demokrasi
4.) CIRI-CIRI IDEOLOGI
Ciri-ciri
ideologi adalah sebagai berikut:
- Mempunyai
derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
- Oleh
karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan
dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan
dengan kesediaan berkorban.
Pancasila
sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan
bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Makna dari ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan
ideologi tertutup adalah :
- Ideologi Terbuka
- Merupakan
cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
- Berupa
nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
- Hasil
musyawarah dan konsensus masyarakat.
- Bersifat
dinamis dan reformis.
- Ciri
khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan
masyarakat bukan berasal dar luar masyarakat atau dipaksakan dari elit
penguasa tertentu.
- Terbuka
kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki
kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar
yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada
dan manakah yang tidak boleh berubah.
- Ideologi Tertutup
- Bukan
merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
- Bukan
berupa nilai dan cita-cita.
- Kepercayaan
dan kesetiaan ideologis yang kaku.
- Terdiri
atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.
Menurut Kaelan, nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai
berikut:
- Nilai
dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.
- Nilai
instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaanya.
- Nilai
praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila
sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Pancasila
adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai
cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi
kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara
bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya
persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin
antara warga negara dengan tanah airnya.
Dengan
ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik
dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan
kesejahteraan bangsa. Jadi yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah Pancasila terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari
luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah
nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang
selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
Langkah – Langkah Berpandangan Hidup
Yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya.Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup
itu tergantung pada orang yangbersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan
hidup itu sebagai sarana mencapaitujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai
sarana kesejahteraan, ketenteraman dansebagainya.Maka kita seharusnya mempunyai
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karenahanya dengan mempunyai
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandanganhidup sebagai sarana
mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Maka dari itu di bawah inibeberapa
langkah-langkah dalam berpandangan hidup yang baik, sebagat berikut:
Mengenal
ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertamadan setiap
aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.Tentunya
kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup.
Tahap
kedua untuk berpandangan hidup yang balk adalah mengcrti. Mengerti di
sinidimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam
bernegara kitaberpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada
Pancasila kitahendaknya mengerti apa Pancasila dan bagairnana mengatur
kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama islam,
hendaknya kita mengerti apa itu Al
Qur‟an,
hadits dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mcngatur kehidupan baik di
dunia
maupun
di akherat. Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dan mana Al Qur‟an,
hadits,
dan
ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengrrtian
tentangpandangan hidup Islam itu.
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandanganhidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita mcniperoleh ganibaran yang tepat
danbenar mengenai pandangan hidup itu sendiri.Mcnghayati di sini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandungdidalamnya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandanganhidup itu scndiri.
Dengan menganalisa dan bertanya kepada orang yang lebih mampu dalampemahaman
pandangan hidup.
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan, maupunditinjau
dan segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di akherat,
makahcndaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini memerupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kcpasiian
sehingga dapat mencapaisuatu tujuan hidupnya.Dengan yakin (meyakini) berarti
secara langsung ada penerimaan yang ikhlasterhadap pandangan hidup itu. Adanya
sikap menerima secara ikhlas ini maka adakecenderungan untuk selalu brrpedoman
kepadanya dalam segala tingkah laku dantindakannya atau setidak-tidaknya
tingkah laku dan tindak-tanduknya scialu dipengaruhi olehpandangan hidup yang
diyakininya.
Pengabdian
merupakan snatu hal yang pcnting dalani mcnghayati dan mcyakinisesuatu yang
telah dibcnarkan dan ditenima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh orang
lain.Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedang perwujudan
manfaatmengabdi ini dapat dirasakan oleh prihadi kita sendiri. Dan mengabdi itu
sendiri bisaterwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akherat. Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang kedua orang tua.
Jadi
bila kita sudah mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidupini,
maka selayaknya disertai dengan pengabdian Dan pengabdian maka hendaknya
dijadikanpakaiannya baik dalam waktu tenteram lebih-lebih bila menghadapi
hambatan dan tantangan.
Proses
mengamankan mi merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau
sedikitkemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankanini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang terberat dan
benar-benarmembutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala
sesuatu demitetap tegaknya pandangan hidup itu.Misalnya seorang yang beragama
Islam dan berpegang teguh kepada pandanganhidupnya, lain suatu ketika dia
dicela baik secara langsung ataupun secara tidak Iangsung,maka jelas dia tak
menenima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak ataubahkan ingin
memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam,sudah
tentu dan sudah selayaknya bila kita mengadakan tindakan terhadap segala
sesuatuyang menjadi pengganggu. Dengan kata lain para pengikut pandangan hidup
Islam akanbertindak untuk mengamankan terhadap segala tindakan yang bermaksud
atau inginmengganggu salah satu diantara pandangan hidup itu, pasti ditindak
selain oleh Allah kelak juga oleh para pengikut Islam itu sendiri.
Sumber:
http://yudharzki.blogspot.com/2012/05/langkah-langkah-berpandangan-hidup-yang.html